Selasa, 07 Agustus 2012

Riyadlah Bathiniyah

Mata dzahir memandang
Mata bathin merasakan

Daun-Daun bergerak
Tuhan yang menggerakkan
Pohon-pohon tegak
Tuhan yang menahan

Ke arah mana pun pandangan dilepaskan, di sana Tuhan sedang menggerakkan semesta

Sabtu, 21 Juli 2012

Dengan nama Allah

[I]
Mata, Hidung, Mulut, Tangan, Kaki, Lambung, Paru-Paru, semesta organ, adalah saudara sekandung tubuh.
[II]
Daun, Ranting, Buah, Batang, Akar, saudara sekandung pohon.
[III]
Manusia, Hewan, Pohon, Tanah, Sungai, Angin, saudara sekandung dari rahim yang satu; Bumi.
[IV]
Bumi, Bintang, Meteor, Planet, Tata Surya, saudara sekandung dalam satuan Galaksi.
[V]
Galaksi-Galaksi, semuanya, mereka bersaudara dalam kesatuan Jagat Semesta.
Semua bersujud kepada Ia. Bergerak menuju Sang Maha.

Selasa, 28 Februari 2012

Spiritualitas Timur (4)

Anda memainkan seni untuk mencapai puncak spiritualitas tauhid, atau Anda mendendangkan manuskrip-manuskrip suci untuk meraih kepuasan pertunjukan seni?
Yang pertama, seni mengantarkan Anda kepada Tuhan. Yang kedua, Anda menjadikan ayat-ayat Tuhan alat untuk meraih puncak seni.

Tuan-Tuan, Silakan Lahap Otak Kami..

"Otak-otak dini dimangsa Televisi. Otak kiri lunglai. Otak kanan terendam. Satanisme meradang dalam simbologi. Freemason, Illuminati, apa kabar kalian? Tak perlu risau, dunia masih punya banyak stok gerombolan idiot untuk dicongkel satu-persatu. Silakan..Silakan.."

Spiritualitas Timur (3)

Filsafat Kosong. Semua berawal dari Kosong.

Spiritualitas Timur (2)

Satu kehidupan, jaga, dari kematian, tidur, tidaklah ritus tubuh belaka. Melainkan anugerah yang tak tahu lagi bagaimana jiwa harus berterima kasih pada Dzat Maha Benar.

Spiritualitas Timur (1)

Dalam teologi Islam, ego ditundukkan di hadapan Tuhan. Dalam Spiritualitas Timur, ego sama sekali dihancurkan. Jiwa hanyalah tempat untuk Sang Maha. Dialah sebaik-baik Penghuni.

Manusia dan Keterasingan

Semakin ia berupaya menerjang batas tempuh nalar pikirnya, semakin ia menjauh dari realitas dirinya.

Senin, 13 Februari 2012

Bunda Batu

"Kasihan sekali. Anak kecil. Otaknya meletup-letup. Mulutnya mengeluarkan tanya seperti gemericik air parit. Ibunya hanya diam. Konon, ibunya terbuat dari tanah liat bercampur lumpur. Ibunya ternyata sebongkah patung. Patung yang beruntung karena dapat sedikit bicara."