Senin, 18 Agustus 2014

Kemana Jiwa Berpulang?

Akhir dari perjalanan setiap jiwa adalah pertemuan dengan Sang Maha. Maka baguskanlah akhir perjalanannya.

Senin, 04 November 2013

Salik Suluh

Aku mencintaimu karena Allah
Cintai aku pula karenanya
Agar masing-masing kita menjadi Salik
Kelak dalam rahimmu yang bergemuruh engkau membenih Suluk
Jutaan suluh

Kamis, 15 Agustus 2013

Kasihan

Setiap penderitaan hidup menjadi tirakat jiwa untuk meraih kebahagiaan di hari kemudian. Adapun seseorang yang tak mampu menjalani tirakatnya, itu juga kehendak Tuhannya. Seperti Iblis yang dilaknat Tuhan, Ia sendiri yang menetapkan. Iblis, manusia, tumbuhan, binatang, dan semua yang dicipta, mereka adalah serpihan kecil dari anasir semesta maha besar yang digerakkan.

Minggu, 10 Februari 2013

Dzikir Semesta

Cinta ini
Makrifat hati
Melukiskan gejolak samudera di dada

Jagat benih
Tegak berdiri
Berdetak, mendekap, memuja Sang Maha

Kau yang terpuji
Berdetak di hati
Kau yang terkasih
Semesta berdzikir
Kau, aku kembali
Aku hidup dan mati
Kau
Hanya engkau
Karena engkau

Pasir dan buih
Tak lelah berdzikir
Membasahi semesta dengan kasih sayangNya

Titik-titik
Merajut arti
Berdetak, mendekat, mendekap Sang Maha

Tarian Malam

Sehelai daun jatuh tergeletak
Selesai sudah ia menjalani tugasnya
Daun-daun kembali keharibaan tanah
Tanah ibu kandung semesta, rahim bagi setiap yang dilahirkan dan yang tumbuh kembali pulang

Kudongakkan kepala
Ribuan bintang mengerling padaku

Selasa, 07 Agustus 2012

Riyadlah Bathiniyah

Mata dzahir memandang
Mata bathin merasakan

Daun-Daun bergerak
Tuhan yang menggerakkan
Pohon-pohon tegak
Tuhan yang menahan

Ke arah mana pun pandangan dilepaskan, di sana Tuhan sedang menggerakkan semesta

Sabtu, 21 Juli 2012

Dengan nama Allah

[I]
Mata, Hidung, Mulut, Tangan, Kaki, Lambung, Paru-Paru, semesta organ, adalah saudara sekandung tubuh.
[II]
Daun, Ranting, Buah, Batang, Akar, saudara sekandung pohon.
[III]
Manusia, Hewan, Pohon, Tanah, Sungai, Angin, saudara sekandung dari rahim yang satu; Bumi.
[IV]
Bumi, Bintang, Meteor, Planet, Tata Surya, saudara sekandung dalam satuan Galaksi.
[V]
Galaksi-Galaksi, semuanya, mereka bersaudara dalam kesatuan Jagat Semesta.
Semua bersujud kepada Ia. Bergerak menuju Sang Maha.

Selasa, 28 Februari 2012

Spiritualitas Timur (4)

Anda memainkan seni untuk mencapai puncak spiritualitas tauhid, atau Anda mendendangkan manuskrip-manuskrip suci untuk meraih kepuasan pertunjukan seni?
Yang pertama, seni mengantarkan Anda kepada Tuhan. Yang kedua, Anda menjadikan ayat-ayat Tuhan alat untuk meraih puncak seni.

Tuan-Tuan, Silakan Lahap Otak Kami..

"Otak-otak dini dimangsa Televisi. Otak kiri lunglai. Otak kanan terendam. Satanisme meradang dalam simbologi. Freemason, Illuminati, apa kabar kalian? Tak perlu risau, dunia masih punya banyak stok gerombolan idiot untuk dicongkel satu-persatu. Silakan..Silakan.."

Spiritualitas Timur (3)

Filsafat Kosong. Semua berawal dari Kosong.

Spiritualitas Timur (2)

Satu kehidupan, jaga, dari kematian, tidur, tidaklah ritus tubuh belaka. Melainkan anugerah yang tak tahu lagi bagaimana jiwa harus berterima kasih pada Dzat Maha Benar.

Spiritualitas Timur (1)

Dalam teologi Islam, ego ditundukkan di hadapan Tuhan. Dalam Spiritualitas Timur, ego sama sekali dihancurkan. Jiwa hanyalah tempat untuk Sang Maha. Dialah sebaik-baik Penghuni.

Manusia dan Keterasingan

Semakin ia berupaya menerjang batas tempuh nalar pikirnya, semakin ia menjauh dari realitas dirinya.

Senin, 13 Februari 2012

Bunda Batu

"Kasihan sekali. Anak kecil. Otaknya meletup-letup. Mulutnya mengeluarkan tanya seperti gemericik air parit. Ibunya hanya diam. Konon, ibunya terbuat dari tanah liat bercampur lumpur. Ibunya ternyata sebongkah patung. Patung yang beruntung karena dapat sedikit bicara."

Minggu, 23 Oktober 2011

Konsep stratifikasi sosial berwatak kelas. Ia sama sekali tak selaras dengan semangat egalitarianisme Islam. Konsep stratifikasi sosial tak lain merupakan produk sejarah rumit tentang kebudayaan yang sakit. Manifestasi sindrom kekuasaan. Para sosiolog berdebat teori dan analisa. Antroposentrisme mencabiknya berkali-kali.

Sabtu, 17 September 2011

Iman Yang Luka

Persoalan kemanusiaan bukan masalah krisis pengetahuan. Bukankah banyak para cerdik pandai yang kehilangan integritas? Persoalan kemanusiaan adalah keberimanan. Konsep iman yang sekedar percaya pada Tuhan namun tak mempercayai ''Mutu dan Kualitas''Nya, hanya akan menyeret "si-pemilik" pada manifestasi keberimanan tak membumi. Floating trust.

Jumat, 15 Juli 2011

Salik. Sakau. Sufistik.

"Setiap jiwa yang berdiam diri dalam kesendirian paling mencekam, maka ia akan mengambil Tuhan sebagai kekasih terbaik"

Rabu, 15 Juni 2011

Rusuk! Rusak!

Bola mataku yang buas menghantam sebatang rusuk
Rusuk itu berlumur darah

Aku temui
juga di sana..
Tengkorak kepala membuncit

Otak-otak berkarat
Sekarat


Minggu, 05 Juni 2011

Industri, Otak Mati

Di negeri kebanyakan, orang-orang lebih menyukai musik karena doktrin industri dan bius iklan, daripada dorongan sense otak kanan. Mati!

Rabu, 01 Juni 2011

Mereka yang tak memiliki resah, tak layak memimpin.

Sabtu, 07 Mei 2011

Mengunyah Bara, Darah, dan Masa Lalu

Bacalah dengan hatimu, bacalah atas nama Tuhanmu,

Jangan sekali-kali engkau berjalan di belakang seseorang yang dengan lisannya sendiri ia menempatkan dirinya di depan

Bahwa seorang pemimpin tak akan pernah berkata ‘Akulah seorang pemimpin’, kecuali ia hanyalah pemimpi yang sedang memimpikan kekuasaan


Dan aku beriman,

Sesungguhnya antara mengajar dan mendidik tidaklah sama


Otak-otak membusuk

Air liur tumpah

Kalimat anyir

Bikin muntah!


Aku berdiam cukup lama di tempat ini

Di sini, feodalisme menjadi tuhan kedua

Ia semacam penyakit jiwa

Ia adalah setan yang lain


Orang-orang berjejalan

Berhasrat menjadi tuhan


Aku perhatikan,

Budaya sering kali bikin otak kulai

Mata-mata membelalak

Memar tak nampak


Dalam rumah rongsokan

Perempuan nyinyir berdendang riang

Tak siang

Tak malam


Para suami sibuk menelan air liur istrinya

Juga..

Ludah

Muntah

Sperma

Ditelan mentah!

Minggu, 01 Mei 2011

Sebaik-baik harta ialah anak yang shalih.
Seburuk-buruk harta, istri yang menyulut bara api di antara lubang-lubang rumahnya.

Sabtu, 19 Maret 2011

Ruang Operasi Pop Culture

Musik omprengan

Dipuja otak-otak plastik

Ingar bingar prematur

Superfisial


Musik omprengan

Identitas nihil

Gerombolan badut tolol

Urban amatiran


Musik omprengan

Di ubun kepala

Cairan muntah mengental

Minggu, 13 Maret 2011

Over Dosis Jam 3 Dini Hari

Pemuda sinting
Akalnya secuil
Mulut berbusa
Berbau comberan

Lidah menjulur
Menetes air liur
Berbaju kumal
Bau keledai

Giginya merekah
Kuning cerah
Tak siang tak malam
Terus menyeringai

Dari rahim siapa kau terlahir, Nak?!

Rabu, 23 Februari 2011

Biar aku cuci kancut berdarah segar itu
..dan kutangmu yang berwarna merah jambu

Nanti,
Aku juga cuci otakmu!

Tidurlah, Sayang.

Selasa, 22 Februari 2011

Otak Retak

Bagaimana mungkin lidahmu yang menjulur dapat membersihkan lantai ini, sedang otakmu berlumuran darah?

Sayang, kau butuh sedikit penenang!

Minggu, 06 Februari 2011

Menyetubuhimu, Tak Pernah Setubuh

Perempuan menjilati otak kekasihnya dengan penuh hasrat
Otak itu lalu banjir ludah
Berbau rumit seperti comberan

Perutnya muntah usus busuk berwarna hitam pekat
Juga, ovum dan sperma yang tak sempurna
Napasnya mengap-mengap
Mengejang, menelan nikmat

Sayang, aku bernafsu mengiris-iris jantungmu!

Rabu, 26 Januari 2011

-aroma busuk dapat kau temukan di keranjang sampah.
moral yang busuk banyak di lembaga sekolah.-

Minggu, 16 Januari 2011

Kurt, bangun.. lihat muntahku!

'Siapa yang mengatakan Nirvana lagu, maka tampaklah awamnya tentang Grunge. Nirvana adalah cairan muntah dan dahak bercampur darah!'

-affan-

Sabtu, 15 Januari 2011

Konspirasi Gelap

Anak muda menaklukkan subuh
Jantungnya berdegup kencang memompa cerobong dapur yang kumuh
Saat terik membakar, ia mendatangi ayahnya di ladang
Mengusap peluhnya dengan air mata

Anak muda menjelma pijar
Sepasang bola matanya selalu menyala
Yang lahir dari liang rahim basah berkeringat
Dan nafas termengap-mengap berbau amis darah

Anak muda menyala-nyala
Cinta dan jasadnya

Aku Anak Desa


Ketika hujan mulai berjatuhan, sawah-sawah menjadi basah dan ranum. Para petani tumpah ruah.

Sebulan, dua bulan, rerimbunan anak padi mulai menjulang. Batang tubuhnya yang mungil, menari-nari, mendesir disisir angin. Di sepanjang bibir pematang sawah, suara gemericik air mengalir menyusuri parit-parit, seolah berkejaran di antara celah bebatuan. Tampak gerombolan ikan kecil berenang melawan arus air.

Di setiap permulaan pagi yang diberkahi, matahari selalu membasahinya dengan cahaya kuning keemasan.

Coba lihat bulir-bulir air yang menggelantung di batang-batang padi itu! Setiap pagi ia memantulkan cahaya yang sangat indah, seperti ribuan kelopak mata bayi peri yang mengerling.

Dari kejauhan, aku sudah tak melihat lagi padi menghampar. Aku seakan melihat Ia, melempar senyumnya yang paling indah untukku. Ya, untuk aku, anak desa.

Kelak, setelah usia-usia menjelma renta, masihkah benih-benih itu melihat alamnya seperti sekarang?

Jumat, 07 Januari 2011

Komposisi Malam, Cinta, Empati

Gubuk
Rimbun pepohonan
Cahaya bola lampu
Hawa kamar

Selimut

Buku-buku
Rintik hujan

Lalu aku dan mereka terlibat dalam satu dialog
Ketika malam-malam

Kami bercengkerama
Tanpa suara
Saling membaca diam

Sudah berapa lama mereka menemaniku, melayaniku?

Di sini aku tak pernah sendiri

Di tempat ini jiwa-jiwa tak pernah mati

Selasa, 28 Desember 2010

'Begitu mudahnya kata 'cinta' terucap
Seperti menguap kala kantuk menyergap'


Rabu, 15 Desember 2010

Detak

"Anakku, jatuhkan tatapanmu ke dalam mataku"
"Aku telah melihatnya, Ayah!"
"Apa yang kau dapati di sana?"
"Lautan api, bangkai, dan sekuntum bunga membusuk, Ayah!"

"Anakku, lihat kembali dalam-dalam mataku"
"Aku telah melihatnya, Ayah!"
"Apa yang kau dapati di sana?"
"Aku melihat jasadmu, memelukku."

Senin, 13 Desember 2010

Mimpi, Mati

-Perempuan itu melipat kembali mimpi-mimpinya. Dalam peti mungil, ia akan menyimpannya baik-baik. Menjelang subuh yang gerimis, orang-orang tampak mengerumuni sesosok mayat dengan pesan di samping mulutnya yang sedikit menganga, "kuburkan aku bersama mimpi itu."-

Rabu, 01 Desember 2010

--Di hari pernikahannya, perempuan itu datang memberi ucap selamat. Ditinggalkannya bingkisan berisi beberapa bulir air matanya, mengental, berwarna merah darah--

Bismillah...

Mata hakikat menyibak ma'rifat..

Selasa, 30 November 2010

Demi Waktu

Demi waktu,
Planet-planet berarak menjemput senja
Usia-usia memuai menjemput renta

Demi waktu,
Jiwa-jiwa patah ditikam angkara

Senin, 29 November 2010

'Jika tak memiliki resah, maka tak layak baginya memimpin.'

Minggu, 28 November 2010

'Seseorang yang buta krisis, ia tak akan punya kesadaran krisis. Jika tak ada kesadaran krisis, maka tak akan pernah merasa bahwa hal-hal genting sedang terjadi di sekitar dirinya.'
'Jika kau tak punya visi, seakan-akan kau tak punya masa depan.'

Senin, 22 November 2010

Tuhan, Aku Ingin Muntah!

Aku ingin membunuhmu berkali-kali
Merobek mulutmu
Meremuk tulang belulangmu

Aku ingin muntahi hatimu

Aku ingin bunuh pikiranmu
Otakmu!
Kemaluanmu!

Aku ingin membunuhmu berkali-kali
Hingga Tuhan tak mampu menghidupkanmu lagi

Minggu, 21 November 2010

Kehidupan Dunia Adalah Mainan Tuhan Paling Konyol

.

Sabtu, 20 November 2010


Satu persatu tempurung rahim pecah
Lalu darinya janin-janin berhamburan
Para leluhur pergi meninggalkannya
Tanpa pakaian,
Tanpa bekal
 
Anak manusia..
Dari mana asalmu? Kemana hendak pergi?

Jumat, 19 November 2010

'Keindahan, dan banyak hal lainnya, terkadang hanya diukur dari seberapa besar kadar kepalsuannya. Gila!'

Senin, 15 November 2010

'Menghimpun cahaya bulan yang tumpah semalam, berserak di halaman..'

Minggu, 14 November 2010

'Pekerjaan besar, memerhatikan hal-hal kecil'

Bermimpi Tuhan


Aku ingin mencipta makhluk sebanyak yang aku mampu
Dari jenis manusia, malaikat, binatang, makhluk halus, alam semesta
Lalu baginya kupercikkan sebagian jiwaku, kasih sayangku

Tanpa nafsu
Tanpa angkara



Selasa, 09 November 2010

'Serve God. Serve Dog. Serve the Servant'

Rabu, 03 November 2010

Setiap jiwa mendamba keabadian seperti keabadian Sang Maha




Ia Membalut Lukanya

Suara-suara tak terdengar
Mendendangkan malam


Minggu, 31 Oktober 2010

"Dunia, jagat semesta, dan tiap-tiap sesuatu diantara keduanya, tidaklah dicipta Tuhan kecuali hanyalah sebagai perantara. Maka tempatkanlah ia di hati dalam kepantasan maqamnya. Adapun Tuhan adalah Dzat yang kepada Ia dilabuhkan segenap jiwa dan raga."

Minggu, 24 Oktober 2010

“Tenggelamkan aku dalam lautan akhirat, agar tampak dari kedalaman sana fatamorgana dunia. Dan setiap jiwa yang tenggelam dalam lautan dunia, maka sesungguhnya ia telah memerdayainya..”

Selasa, 28 September 2010

Bunga-bunga gugur dalam genggaman
Berai
Berserak
Terkubur tanah

Senin, 20 September 2010

'Merawat nyawa, merawat angkara'

Sabtu, 04 September 2010

'Penguasa bodoh, juga feodal, akan melahirkan banyak budak dan jalan sesat.'

Jumat, 03 September 2010

Seni Transendental

Di hadapan ribuan pengunjung, ia mencipta jeda.
Mematung sejenak.


Ruangan itu disulap seperti kamar mayat.
Mulut-mulut mengatup.
Orang-orang mematung.
Seperti arca. Tak bergerak.
Bola-bola mata menghujaninya tanya.


Tiba-tiba meledak komposisi aneh.
Nadanya menjerit-jerit. Makin lama makin memekik, seperti pekik malaikat pencabut nyawa sedang membunuh diri.

Suara itu beranjak menjauh, meninggalkan ruangan.


Orang-orang masih mematung.
Kini bola-bola mata menguhjani gelap.


'Saudara-saudara, pentas kali ini bertajuk: Seni Pembacaan Diri.'

Lampu-lampu sorot seperti bola mata raksasa itu membelalak tiba-tiba. Secepat kilat menyala.
Cahayanya tumpah menggenangi lantai berwarna merah darah.

Orang-orang saling menatap.
Memerhatikan tubuhnya.
Menepuk-nepuk, meraba sekujur tubuhnya.

Tak lama, mereka sudah berhamburan seperti kelelawar muntah dari sarang.

Di rumah mereka, jasad dirinya terbungkus kain kafan, penuh bercak darah, terbujur kaku. Segera dikubur.

Kamis, 26 Agustus 2010

Yang Lain

Moss rose-Portulaca-Zinnia, dan rumpun flora hias lainnya termengap-mengap dicekik vases


Dalam kotak kaca, berair, gerombolan kecil ikan hias ditindas


Binatang-binatang di kebun binatang melihat manusia mirip jalang


O, empati

Gedung tua ini mendekapku bertahun-tahun

Tidakkah ia sebenarnya fasih bertutur dengan caranya sendiri?

Bahkan..

Jagat semesta.


Aku di sini menyulut angkara; melumat janji. Pembual.

Rabu, 25 Agustus 2010

Hasbi dan Kesendirian

Hasbi, seorang pemuda, bujang lapuk. Usianya telah menginjak kepala empat. Ia tinggal bersama saudaranya, Sunaiyah. Ia tinggal beberapa meter ke arah utara dari rumahku.

Hari-harinya dilalui sebagai pekerja upahan dan menjual celurit. Pada malam hari, sering kali ia kulihat berada diantara orang orang yang mengerumuni secangkir kopi; sekedar menuntaskan rutinitas hidup sekaligus menjajakan barang miliknya, celurit.

8 bulan yang silam, petaka mengoyak kampung halamannya. Ia terlibat konflik dengan saudara dan kemenakan perempuannya. Buntutnya, ia harus keluar dari rumahnya. Hasbi pergi tak membawa apa-apa, kecuali beberapa helai pakaian dan gubuk renta miliknya.

Kini, sudah 8 bulan berlalu, Hasbi tinggal di bukit lancaran, seorang diri, tanpa istri tanpa empati. Ia memancang gubuknya yang renta di sebelah timur gedung sekolah yang megah. Gubuknya beralaskan kayu lapuk, berdinding anyaman bambu. Tampak beberapa seng karatan menempel tak teratur dibagian luar.

Malam bertandang. Angin menyergap Hasbi, menerjang masuk pori-pori gubuknya, menusuk-nusuk tubuhnya yang kurus dan kering. Malam, dingin, dan kesendirian, mencekiknya tak usai-usai.

Pernah suatu ketika kutanya, kenapa tak memelihara ternak saja. Jangankan ternak, beberapa helai pakaian lusuh dan jam tangan bermerek Rado, harta karun paling berharga miliknya, juga uang kertas penyambung hidup yang ia simpan rapi, diobrak setan berkaki dua; pencuri!

Sore itu, 11 Agustus 2010, 17.05 wib, sambil tersenyum ramah, ia merangkai cerita pahit getir hidupnya seorang diri di bukit lancaran, di sebelah gedung sekolah yang megah. Ia bercerita dengan penuh tegar.

Tak kulihat wajah dan mimiknya mengemis iba. Matanya berbinar-binar. Senyumnya mengalun mengiringi tiap cerita lukanya yang gelap. Cerita yang berdarah.

Semakin ia tersenyum. Semakin luka kurasa. O, Hasbi..

Senin, 23 Agustus 2010

'Tuhan yang maha indah, mencipta dunia beserta laknatnya.'
'Di beranda rumah Tuhan, kita hanya serpihan atom..'

Jumat, 13 Agustus 2010

"Saudara-saudara, jika tulang rangkamu remuk tiba-tiba, segera lihat istrimu!'

Rabu, 11 Agustus 2010

'Dalam kantung-kantung budaya, manusia dipilih, dipilah, dikonstruksi gelar dan status sosialnya. Di sisi Tuhan, eksistensi manusia didasarkan atas mutu penghambaan semata.'



'Dikejauhan sana terdengar mesin pemotong kayu meraung-raung. Satu pohon ambruk, satu lagi terkulai. Satu pohon terbelah, satu kehidupan dituntaskan. Di bola mata mereka, kekeringan dan banjir mulai membayang.'


'Kepada akal yang terus berlari, degup jantung tak henti-henti, arus darah, ruas-ruas tengkorak, sensor mata, telinga, hidung, lidah, lambung, jaringan saraf, paru-paru, tarian jari-jemari, dan semesta organ tubuhku, terakhir, untuk perisaiku abadi, iman, terima kasih mendalam!'



'Peradaban suatu bangsa diukur dari mutu relasi etis antarsesama, alam, hewan, transendental.'

Pesolek Buruk Rupa


Para pesolek buruk rupa

Parasnya merengut dibalut rias kosmetika

Senyumnya dibuat mengembang

Jalannya diatur melenggang

Hatinya was-was

Khawatir tak menarik

Saat dieksploitasi publik


Para pesolek buruk rupa

Dibidik industri dan iklan pembual

Korban kapitalisme idiot


Di angkasa raya

Globalisasi mengangkara


Para pesolek buruk rupa

Gemuruh kota merenggut eksistensi

Hentakan mode dan gaya hidup

Menampar jantungnya kian berdegup


Para pesolek buruk rupa

Konsumerisme menerjang pintu-pintu rumah

Yang dibangunnya dengan susah payah

Dari uang pas-pasan hasil kerja kasar


Di dalam, televisi mencekik otaknnya